skip to main |
skip to sidebar
-
bagi orang yang pandai bersyukur,
apapun yang kau berikan pada mereka akan tampak seperti permata yang berkilauan.
Apapun yang kau berikan akan membuatnya bahagia, dan engkaupun ikut bahagia melihatnya tersenyum.
-
Kunci keberhasilan Guru dalam mengajar adalah kecintaan sang guru kepada muridnya ( kalau seorang guru benar-benar mencintai muridnya ia tentu akan mujahadah lahir dan bathin, segala cara akan dicapai, maka ahirnya tentu akan mendapatkan cara/methode yang tepat, sehingga murid dapat menerima ilmu yang diajarkannya ). ( KH Ahmad Sahal)
MONITORING KEMENAG KOTA
 |
standarisasi madin |
 |
TIM MADIN AL ISLAM |
Perubahan kelembagaan paling penting
terjadi setelah berkembangnya sistem klasikal, yang awalnya diperkenalkan oleh
pemerintah kolonial melalui sekolah-sekolah umum yang didirikannya di berbagai
wilayah Nusantara. Di Sumatera Barat pendidikan keagamaan klasikal itu
dilaporkan dipelopori oleh Zainuddin Labai el-Junusi (1890-1924), yang pada
tahun 1915 mendirikan sekolah agama sore yang diberi nama “Madrasah Diniyah”
(Diniyah School, al-Madrasah al-Diniyah) (Noer 1991:49; Steenbrink 1986:44).
Sistem klasikal seperti rintisan Zainuddin berkembang pula di wilayah Nusantara
lainnya, terutama yang mayoritas penduduknya Muslim. Di kemudian hari
lembaga-lembaga pendidikan keagamaan itulah yang menjadi cikal bakal dari
madrasah-madrasah formal yang berada pada jalur sekolah sekarang. Meskipun
sulit untuk memastikan kapan madrasah didirikan dan madrasah mana yang pertama
kali berdiri, namun Departemen Agama (dahulu Kementerian Agama) mengakui bahwa
setelah Indonesia merdeka sebagian besar sekolah agama berpola madrasah
diniyahlah yang berkembang menjadi mad-rasah-madrasah formal (Asrohah 1999:193).
Dengan perubahan tersebut berubah pula status kelembagaannya, dari jalur “luar
sekolah” yang dikelola penuh oleh masyarakat menjadi “sekolah” di bawah
pembinaan Departemen Agama.
0 komentar:
Posting Komentar